Pages

Banner 468 x 60px

Sunday, February 26, 2017

Gorontalo Miniatur Indonesia

0 komentar

Perkembangan Gorontalo yang begitu pesat tentunya tidak lepas dari masyarakatnya yang bersikap terbuka dengan berbagai budaya dan etnis yang telah membaur dengan kehidupan masyarakat Gorontalo yang terkenal dengan masyarakat yang religious. Gorontalo sendiri merupakan salah satu pusat penyebaran agama islam di wilayah timur Indonesia. Sebelum masa penjajahan, Gorontalo berbentuk kerajaan-kerajaan yang diatur menurut hokum adat ketatanegaraan Gorontalo. Kerajaan di Gorontalo tergabung dalam ikatan kekeluargaan yang disebut Pohala’a. Ada lima Pohala’a yang ada di Gorontalo masing-masing Pohala’a Gorontalo, Pohala’a Limboto, Pohala’a Suwawa, Pohala’a Boalemo dan Pohala’a Atinggola. Di tahun 1911, daerah Limo Lo Pohala’a dirubah dalam struktur pemerintahan masing-masing menjadi Under Afdeling Gorontalo, Under Afdeling Boalemo dan Under Afdeling Kwandang.

Gorontalo Berdiri Secara Otonom

Provinsi Gorontalo terbentuk pada tanggal 5 Desember tahun 2000. Hal ini ditandai dengan disahkannya UU nomor 38 tahun 2000 yang ditandatangani oleh Presiden Abdulrrahman Wahid pada tanggal 22 Desember 2000. Namun peresmiannya baru dilakukan pada tanggal 16 Februari 2001 sebagai Provinsi ke 32. Lalu mengapa Gorontalo pada umumnya bisa dikatakan sebagai daerah yang berminiatur Bhineka Tunggal Ika. Dengar penjelasannya Gan…, Penduduk Gorontalo termasuk dalam ras melayu. Wilayah Gorontalo yang kaya akan hasil alamnya menjadi magnet bagi masyarakat luar. Imigran dari Ternate, Tidore, Bugis dan Makassar telah bercampur baur dengan penduduk asli Gorontalo. Bahkan dengan program transmigrasi yang dicanangkan pemerintah secara nasional maka ini lebih menambah khasanah perpaduan budaya antara masyarakat Gorontalo maupun masyarakat dari luar Gorontalo.
Gorontalo saat ini sudah menjadi miniature Indonesia. Dimana suku Gorontalo, Suku Jawa, Bali, Lombok, Madura, Arab, China, Minahasa, Sanger, Bugis, Makassar, Bajo maupun suku batak sudah menjadi bagian dari masyarakat Gorontalo. Hebatnya lagi, meski berbeda-beda dalam hal penerapan budaya maupun tradisi, tetapi tidak mengganggu apa yang sudah menjadi tatanan adat bagi masing-masing suku yang ada di Gorontalo. Kebersamaan, ukhuwah dan saling menghormati, gotong royong sudah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat Gorontalo. Gorontalo terbagi dalam 5 Kabupaten dan 1 Kota. Topografi keenam wilayah tersebut tentunya sangat berbeda-beda. Masing-masing Kabupaten/Kota punya cara tersendiri dalam mengelola potensi dan keanekaragaman suku maupun budaya yang ada.

Gorontalo Kini Jadi Primadona



Sejak terbentuk menjadi sebuah Provinsi baru ditahun 2000 maka Gorontalo saat ini sudah menjadi salah satu daerah yang perkembangannya sangat pesat. Infrastruktur ditingkatkan, pendidikan dan kesehatan digratiskan, program untuk kepentingan masyarakat sudah menjadi program wajib dituntaskan tidak hanya oleh Pemprov tetapi oleh seluruh Kabupaten/Kota. Hal ini menjadikan Gorontalo menjadi pusat perhatian secara nasional. Berbagai penghargaan diberikan pemerintah pusat sebagai wujud apresiasi terhadap komitmen para pemimpin di Gorontalo. Dan yang paling terkini adalah, Gorontalo menjadi salah satu destinasi wisata di pulau Sulawesi. Dengan mengenjot program kepariwisataan, maka berbagai daerah seakan bersaing dalam mempromosikan potensi wisata yang ada. Kota Gorontalo dengan brandingnya Karawo, Bone Bolango dengan obyek wisata Botutonuo dan Olele, Kabupaten Gorontalo dengan Festival Danau Limboto, Gorontalo Utara dengan Pulau Saronde, Boalemo dengan Pulo Cintanya serta Kabupaten Pohuwato dengan Pohon Cinta. Semua ini tentunya patut diberi apresiasi bahwa Gorontalo saat ini tidak dipandang sebelah mata bahkan telah mampu disejajarkan dengan daerah yang telah berkembang. Sebagai masyarakat Gorontalo tentunya ini harus kita jaga, kita dukung bersama-sama dan bertanggung jawab atas pembangunan yang dilaksanakan pemerintah. Sebagai masyarakat kita harus mampu mengawasi dan menjadi bagian yang terpenting dalam program pembangunan yang dilaksanakan. (Nugie)

0 komentar:

Post a Comment